Kamis, 01 November 2012

Dosen? Apa?!!!

"Baby, bangun!''

Suara ibunya terdengar lantang dari bawah. Beberapa kali kamarnya sudah diketuk oleh ibunya. Hari ini merupakan hari yang tak ia tunggu. Bagaimana tidak coba kalau habis ini harus berurusan dengan pelajaran yang ya begitulah. Ia segera bangun, merapikan sejenak kasurnya yang sudah berantakan. Jam menunjukkan pukul delapan lewat sebelas. Masih jauh sebenarnya pelajaran satu itu, namun lagi-lagi terasa dekat.

"Morning, mom." Suaranya terdengar. Ia pun memeluk ibunya dari belakang, memberikan kecupan sopan layaknya anak kepada seorang ibu. "Tumben kau malas bangun?" Ibunya bertanya. Ia hanya menggelengkan kepala, tak memberikan volume suara meski sekecil apapun.

Ia mengedarkan pandangannya. Iris abu-abunya menangkap sesosok yang begitu familiar. "Woi!" teriaknya kepada sepupu dari Amerikanya. Ia pun mendekati sang sepupu yang menurutnya sungguh jauh berbeda. Namun, tiba-tiba sebuah tangan memberinya penghalang. "Why?" Betapa terkejutnya seorang Knightley saat adik sepupunya itu melarangnya. "Kau itu bau. Mandi sana." Juluran lidah itu membuatnya jadi malu. Dulu, ketika masih kecil mereka biasa saja kalau dalam kondisi ini, namun sekarang, ketika sudah besar jadi luar biasa. Puh, mengesalkan. Ia pun melangkah lebih cepat dari biasanya. Maklum, sudah hampir sepuluh tahun mereka tak bertemu.

Dan, ia selesai dari rutinitasnya. Sudah mengenakan pakaian angkatan seperti biasa. "Marlon, antarkan aku ya." Senyumnya penuh jenaka. Adiknya itu hanya mengangguk setuju. Selang beberapa menit ia pun sampai di depan gedung pengajaran, segera turun dan melangkah bebas. Sebuah suara memanggil dirinya, ia menoleh, mendapati sosok Payne yang berlari terburu-buru. "Baby, kau sudah buat tugas pak Leo belum?'' Perrie Payne menanyakan tugas di pagi buta. "Emangnya ada apa?" tanyanya balik.

"Ada tahu. Tugas tentang mekanika yang kemarin." suara Perrie jelas terdengar. Ia mengingat kembali pelajaran apa yang diajarkan oleh 'dosen' yang kurang ia sukai.

"Ya sudahlah aku pinjam punyamu saja..." tatapannya memohon. "Aku malas belajar dengan dosen itu." iya, Perrie pasti mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar