Minggu, 04 November 2012

The Past of Life

"Woi!"

Suara Glenn mendengung keras ke hadapanku. Aku ingin sekali manampar wajah lelaki brengsek yang ternyata pacar adik perempuanku itu. Iya, lelaki itulah yang ternyata menghamili wanita satu-satunya selain ibuku di rumahku itu. Aku hanya berlalu saja, tak peduli dengan apa yang dilakukan oleh kawan satu kelasnya itu. Peduli setan dengan panggilan barusan. Ia masih begitu dendam akan yang sudah dilakukan olehnya terhadap adik perempuanku.

Aku melangkah dengan pasti. Melewati dengan santai seperti suara dari temanku itu tak ada. Namun, ternyata ia salah. Lelaki dengan nama belakang Alonso itu tetap menemuiku. "Pinjam tugas kimia dong." suara bass Glenn terdengar keras di telinganya. Ia segera memasang wajah tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. Cih. Munafik. Brengsek. Ingin rasanya ia mendorong keras sang lawan bicaranya itu, namun tidak. Ia tak mau mendapat hukuman gara-gara ulahnya barusan. Apalagi mereka tepat berada di depan beberapa dosen itu.

"Apa kau bilang? Pinjam?" gertaknya kasar.

Raut wajahku berubah. Jauh dari biasanya. Keadaan di antara kami pun tak seperti dulu. "Iya pinjam. Kau gak tuli kan?" jawab Glenn dengan santun. Dasar iblis. Tak akan pernah mengerti akan kesalahan ternyata, pikirku langsung. Aku mengajak Glenn lebih jauh posisi dari para guruku, lalu mendorong tubuh Glenn yang sama tingginya dengan postur tubuhku. "Apa kau tak sadar salahmu, iblis?" Amarahku benar-benar tak terkontrol kini. "Adikku hamil gara-gara kau, keparat!" sergahku dengan desisan yang keras.

"Apa kau tak ingat salahmu juga, brengsek?" Glenn membalas sama halnya dengan yang aku lakukan tadi. "Kau juga telah menghamili kakak perempuanku...." suara Alonso muda membahana. Pikiranku akan 'masa lalu'ku pun teringat kembali. Iya, dulu ia pernah menghamili kakak perempuannya Glenn. Dulu. Saat mereka tak sengaja bercinta, namun akhirnya sengaja bercinta hingga kakak perempuannya hamil. "Jadi adil kan?" ketawanya penuh bahagia. Aku pun tertunduk lesu.

Masa lalu memang menjadi penentu masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar